Kegiatan Menulis di Daerah Pelosok
Aktivitas menulis di daerah pelosok memiliki
tantangan dan kendala yang besar yaitu
- Gaya bahasa. Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia
yang dimaknai secara berbeda di daerah. Hal ini menimbulkan kesalahan arti dalam
memahami bacaan.
- Penggunaan komputer. Banyak guru di daerah pelosok yang
belum mengenal MS Office. Ada guru yang belum mengenal laptop dan computer. Memegang
laptop saja belum pernah apalagi menggunakan laptop.
- Listrik. Beberapa wilayah belum ada listrik, ada yang
listrik itu menyala secara bergantian, ada yang listrik itu hanya menyala malam
hari saja.
- Ejaan
yang belum disempurnakan. Hasil tulisan belum sesuai ejaan yang disempurnakan. Tulisan
menggunakan ejaan yang tidak benar.
Cara pengatasi kendala tersebut yaitu dengan
pendampingan intensif. Para konsultan dan guru relawan akan melakukan
pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun. Butuh kesabaran dari
relawan.
Cara unik untuk mengajari guru menulis di daerah pelosok yaitu dengan
cara membuat jurnal perjalanan guru. Setiap malam guru menulis pengalaman mereka
selama mengajar di hari itu. Hari berikutnya jurnal tersebut dikumpulkan untuk
diapresiasi dan ditanggapi. Menulis jurnal setiap hari ini dapat melatih kepekaan
literasi.
Seorang guru harus memiliki kemampuan menulis. Menulis
bisa dalam bentuk buku, jurnal penelitian, PTK, cerpen, puisi, modul, LKS, bank
soal. Menulis itu dapat melatih ketajaman pemikiran.
Merangkai kata dalam bentuk tulisan bukan
pekerjaan mudah, membutuhkan kesabaran. Supaya lancar menulis maka harus banyak
membaca. Tulislah apa yang kita pikirkan, kita lakukan, yang kita ucapkan. Supaya
kita banyak ide maka kita membutuhkan teman diskusi dan komunitas menulis.
Buku yang sudah diterbitkan oleh dompet dhuafa
bisa di download di link
Mantap bu...
BalasHapusTerimakasih bu komang. Sukses untuk bu komang
HapusSemga kita bisa menulsi setiap hari.
BalasHapus